Senin, 19 Desember 2011

Gendut Pede Aja Gan

Punya badan gendut itu gampang-gampang susah. Selain masalah baju, tidak jarang dari mereka juga punya
masalah dalam mencari pasangan. Penyebabnya bisa bermacam-macam. Mulai dari penampilan, kepribadian, sampai dengan soal kepercayaan diri.

Saya sendiri sering dianggap sebagai cowok gendut dan sudah berkali-kali mengalami berbagai kendala dalam melakukan pendekatan terhadap seseorang yang saya sukai.

Artikel ini saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi, pengamatan, dan analisa saya. Alasan saya menulis topik ini tidak lebih untuk berbagi dan siapa tahu bisa membantu teman-teman dengan masalah serupa.

Pada umumnya, cowok gendut suka diperlakukan sebagai bahan olok-olok, dianggap lambat, dan kurang menarik. Apalagi kalau kita melihat iklan-iklan (ataupun tayangan di media) yang begitu mengutamakan kesempurnaan tubuh. Semakin atletis badan seorang cowok, maka seakan-akan semakin digemari oleh para cewek. Sedangkan cowok-cowok gendut biasanya jadi figuran untuk bahan lucu-lucuan. Kondisi ini sedikit banyak akan membentuk stereotype di mana para cowok gendut dipandang sebelah mata.

Ini bukan berarti saya memusuhi mereka yang punya badan atletis dan ditaksir oleh banyak cewek. Menurut saya itu sah-sah saja. Toh untuk bisa seperti itu mereka juga sudah berusaha keras. Tapi sebagai cowok gendut, saya menyadari dan mengerti dengan kendala-kendala yang dihadapi oleh para cowok gendut ketika ingin mencari pasangan.

Kendala #1: Negative Self-Image

Cowok gendut banyak yang merasa dirinya tidak menarik dan beranggapan kegendutan mereka sebagai penghalang untuk mendapatkan pasangan. Ekstra kilogram yang dibawanya seakan menjadi beban yang sedikit demi sedikit membuat redup daya tarik mereka sebagai seorang individu.

Saya sendiri pernah mengalami hal yang sama. Ketika itu saya merasa terbebani dan merasa malu dengan berat dan bentuk badan. Terlebih lagi ketika saya melihat para cewek yang sepertinya bahagia sekali berjalan mesra dengan cowoknya yang tidak gendut. Sepertinya makin pudar saja harapan saya untuk bisa mendapatkan seorang kekasih.

Akibat dari itu semua, saya menghukum diri sendiri dengan melabeli diri sebagai tidak menarik. Saya memandang rendah diri saya dan menarik diri.

Ketika saya amati, ternyata saya tidak sendirian. Cowok-cowok gendut yang lain ternyata juga mengalami hal yang hampir sama. Mereka tidak percaya diri dan cenderung menghindari para cewek. Bukan karena mereka tidak tertarik, tapi karena mereka tidak yakin ada cewek yang mau dengan mereka.

Pada kasus-kasus tertentu malah ada cowok gendut yang menggunakan kata-kata yang melecehkan. Seakan-akan cewek itu pikirannya sempit, hanya mau dengan cowok yang berduit banyak, dan tentunya hanya mau dengan cowok yang badannya atletis. Kalau mau jujur, menurut saya itu hanya bentuk pembelaan dirinya saja karena dia tidak yakin dengan dirinya sendiri (insecure).

Menyedihkan ya? Yup. Dan yang membuat lebih parah lagi ada cowok-cowok gendut yang menggunakan kesedihan untuk menarik perhatian si cewek. Mereka bilang, “…tapi kan gue gendut,” dengan nada sedih dan berharap si cewek jadi kasihan dengan dirinya.

Salah besar.

Berbuat seperti itu malah semakin mengkonfirmasi bahwa dirinya tidak menarik. Mengasihani diri sendiri sering dilakukan orang untuk mendapatkan simpati. Ada yang berhasil, tapi pada umumnya hanya berujung kegagalan. Apalagi untuk mendapatkan pasangan. Saya bisa jamin, lebih banyak gagalnya daripada berhasilnya.

Mengasihani diri sendiri tidaklah efektif karena akan menurunkan nilai jual kita di mata si cewek. Si cewek akan memandang kita payah dan upaya kita dengan memelas akan dianggap sebagai cari-cari alasan saja. Obrolan pun menjadi tidak menarik dan membosankan. Jangan heran kalau si cewek akan lebih memilih orang lain.

Solusi #1: Hargai Diri Sendiri dengan Merubah Pola Pikir

Setiap manusia tercipta dengan kelebihannya masing-masing. Tapi kelebihan-kelebihan tersebut berbentuk potensi dan kita perlu mengolahnya untuk bisa menguntungkan.

Pengolahan potensi dimulai dengan menghargai diri kita sendiri. Yaitu dengan membangkitkan rasa percaya diri dengan apa yang kita miliki. Karena orang yang percaya diri hatinya akan lebih tenang, lebih optimis, lebih bisa berfikir jernih, dan tentunya akan lebih menarik.

Rubahlah pandangan dan berhenti berasumsi bahwa jadi orang gendut itu tidak menarik. Jangan kegendutan menghalangi kita untuk bisa menjadi orang yang tampil percaya diri.

Dulu saya berpikir bahwa badan yang gendut tidak menjual (tidak menarik bagi lawan jenis). Karena saya pikir apa menariknya lemak di sana sini? Pakai bajupun tidak terlihat bagus karena lipatan lemak nongol di mana-mana.

Pikiran seperti itu terus saya pelihara dan tanpa saya sadari, saya malah menciptakan image bahwa saya memang tidak menarik. Ditambah lagi dengan sikap saya yang cenderung menghindar dan terlihat acuh (maksudnya sih biar dibilang cool).

Tapi saya keliru. Saya salah langkah dengan bersikap dan berpikiran seperti itu. Ujung-ujungnya para cewekpun melihat saya sebagai cowok yang tidak menarik, tidak pede, dan lebih senang hidup sendirian.

Bete? Tentu saya bete. Lalu saya mencoba mencari penyebab saya bisa dalam kondisi seperti itu. Tidak mudah memang. Saya melalui beberapa proses. Mulai dari menyalahkan media, menyalahkan masyarakat, bahkan menyalahkan para cewek. Tapi itu semua sia sia, sampai akhirnya saya menemukan sumber masalahnya: diri saya sendiri.

Saya pun tersadar dan memaksa diri untuk merubah pola pikir. Saya mencoba melihat kegendutan saya sebagai daya tarik dan bukan lagi sebagai hambatan. Terus saya melakukan ini dan lama kelamaan rasa percaya diri saya tumbuh kembali. Kegendutan yang dulu saya pandang sebagai penghalang untuk bisa jadi orang yang menarik, kini berubah menjadi sebuah potensi yang bisa membuat orang tertarik.

Saya jadi punya semangat dan harapan baru. Sikap saya dalam bergaul pun akhirnya berubah ke arah yang lebih positif. Yang tadinya menghindar sekarang lebih aktif dan partisipatif (pede untuk nimbrung).

Contoh kecilnya saja ketika saya diledek karena saya gendut. Dulu saya cenderung mengacuhkan orang yang meledek, tapi sekarang saya malah bisa ngeles sambil tersenyum. Saya bilang, “Eit jangan sirik, gendutnya gue ini kayak sofa Italy. Enak untuk dipeluk dan dipegang. Kalau cowok tegap mah keras, kayak papan. Pilih mana sofa Italy atau papan?”

Mungkin alasan saya tadi terdengar seperti mengada-ada. Tapi itu akan menciptakan persepsi bahwa kita nyaman dengan diri kita. Orang lain akan memandang diri kita sebagai orang yang bersikap positif dengan “kekurangan” yang kita miliki.

Ketika kita merasa nyaman dengan kegendutan kita, kita pun menjadi lebih pede untuk bersosialisasi. Mata kita akan melihat hal-hal yang sebelumnya tidak pernah kita pikirkan.

Seorang cowok yang merasa nyaman dengan dirinya sendiri, secara otomatis akan memancarkan kepercayaan diri yang lebih baik. Dia akan lebih bersikap terbuka, lebih bisa tersenyum, dan lebih menyenangkan. Ah, cewek mana yang tidak suka dengan cowok yang open-minded, murah senyum, dan menyenangkan untuk berada di dekatnya? ..

Perlombaan Akhir Tahun

Young Compotetion end of 2011

Pemuda LinTAs Masyarakat Ujan maS merigI
“save our generation”.
Katagori Perlombaan
I.                   Lomba Lagu Daerah dan Lagu Dangdut
II.                Lomba Menghias Tumpeng
III.             Lomba Fashion Show Katagori Dewasa/ Remaja & Anak-anak

Pendaftaran
Mulai Tgl 8 Desember 2011
Ditutup pada tanggal 25 Desember 2011

Pelaksanaan tgl 30 s/d 31 Desember 2011
Bertempat di Halaman Off Play dan Aula PLTA MUSI Ujan Mas
Mulai pukul 09.00 wib sampai Selesai

Puluhan Piala, Piagam, Hadiah, dan Uang Pembinaan Jutaan Rupiah
Ada TV 21 inc, Mesin Cuci, Kompor gas, Setrika, gitar, DVD, Dispenser,
Tas Sekolah, Sepatu Sekolah dan Sepatu Olah Raga
Serta Paket Biaya Siswa dari Dehasen University

UNTUK LOMBA LAGU BERKESEMPATAN KONTRAK REKAMAN
PERSEMBAHAN : DARNITA, R. ( ANGGOTA DPRD KAB. KEPAHIANG)


Kontribusi Peserta Rp. 50.000 ( Lima Puluh Ribu Rupiah ) / Katagori
Free VCD Lagu Daerah Kabupaten Kepahiang

Pendaftaran Dapat Melalui :
1.    Warnet Fauzan Ujan Mas Atas(081930507727)
2.    Idrus Soleh/ Suro Muncar
3.    Salon “Juita” Bengkulu (085378864008)
4.    Norman Bumi Sari (085789041550)
5.    Toko HR Kepahiang
6. "jerry" Salon Pasar Ujung Kepahiang (085310724440)

Info lebih Lanjut : 085366390707
SPONSOR UTAMA :







Kiamat Rahasia Allah

Film 2012 hasil karya terbaru Sutradara Roland Emmerich yang merupakan spesialis pembuat film kiamat dan bencana, akan menambah keriuhan di media internet dan infotainment mengenai kiamat yang bakal terjadi tanggal 21 December 2012.

Sebelumnya juga ada kurang lebih 10 buku yang mengulas tentang hari kiamat akan datang pada tahun 2012 di amazon.com dan beberapa film dokumenter lainnya.
Buku teranyar yang mengulas tentang Hari Kiamat 2012 adalah karya Lawrence E.Joseph yang berjudul “Apocalypse 2012 : A Scientific Invertigation into Civilization’s End ” . Buku yang diterbitkan tahun 2007 dan juga telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul ” Hari Kiamat 20012 : Investigasi Akhir Zaman “

Munculnya tanggal keramat tersebut ternyata hanya bersumber dari kalender Bangsa Maya, yaitu sistem kalender dari Kaisaran Amerika Tengah yang berakhir pada tanggal 21 Desember 2012.
Dalam Mtologi Bangsa Maya (baca mitologi rumus 13 dan 20), sesuatu yang buruk bakal terjadi pada akhir kalender. Ada yang menyebut bumi diisap oleh lubang hitam dan ditabrak meteor. Juga ada yang mengatakan pada tanggal tersebut bumi akan ditabrak oleh Planet Nibiru.
Lawrence E.Joseph dalam bukunya menakut-nakuti dengan data-data sensasional seperti retaknya medan magnet yang melindungi bumi dari radiasi berbahaya dan rekahan itu terjadi di atas lautan antara Brazil dan Afrika Selatan yang terbentang sepanjang 160 ribu kilometer yang dikenal sebagai anomali Atlantik Selatan.
Ulasan lainnya tentang Supervolcano Yellowstone tentang meletusnya gunung mahabesar di Amerika Serikat setiap 600 ribu – 700 ribu tahun, yang menurutnya hal itu akan terjadi tidak lama lagi. Selain buku-buku ilmiah, ia juga mengutip tradisi beberapa masyarakat purba seperti bangsa Maya, Cina dan sumber-sumber Kristen.

Sejumlah ahli NASA meragukan pernyataan Lawrence E.Joseph…yang menurut mereka kekuatan medan magnet saat ini diatas rata-rata bila dibandingkan dengan jutaan tahun lalu.
NASA juga membantah adanya Planet Nibiru, dan menjelaskan tidak pernah menemukan atau mendeteksi adanya Planet Nibiru di tata surya kita. Planet Nibiru adalah cerita palsu dan hanya lelucon , kata ilmuwan senior NASA Astrobiology Foundation, David Morrison.
Begitu pula pendapat dari Profesor Michael Heiser, Ahli Hebrew Bible and Ancient Semitic Languages dari University of Winsconsin-Madison yang mengatakan bahwa Nibiru merupakan pseudoscience planetary object.

Mitologi Rumus 13 dan 20 Bangsa Maya

Bagi Bangsa Maya, waktu adalah juga menjadi penghubung dengan lingkaran spiritual atau alam gaib. Untuk menghitung waktu Bangsa Maya membuat inovasi yang menggabungkan mitologi, peredaran bulan dan perhitungan matematis dengan rumus siklus 13 dan 20.
Mereka membuat sistem penanggalan yang disebut “Long Count” yaitu kalender yang berakhir setelah 5.126 tahun. Perhitungan yang dimulai dari 0.0.0.0.0 dan tiap angka mewakili angka 0-19, yakni perhitungan hari-hari Bangsa Maya.
Hari pertama pada tanggalan Bangsa Maya adalah 0.0.0.0.1 dan hari ke 19 menjadi 0.0.0.0.19, dan setelah mencapai angka 20, kalender menjadi 0.0.0.1.0.
Angka 0.0.0.0.0 yang menjadi hari pertama kalender Maya sama dengan 11 Agustus 3114 Sebelum Masehi (SM). Rumus 13 yang akan menunjukan tepat diangka 13.0.0.0.0 akan berakhir setelah 5.126 tahun dan disinilah awal dari Mitologi Kiamat 2012, Bangsa Maya percaya akan terjadi sesuatu yang buruk yang bakal terjadi jika kalender “Long Count” berakhir… yang ternyata akan jatuh pada tanggal 21 Desember 2012….
Namun, ahli arkeoastronomi yang percaya kalender Maya lupa bahwa selain siklus 13 masih ada rumus siklus 20 yang kalau dihitung akan berakhir pada tahun 8000 Masehi.

APa iTu CiNtA??????????????

Apakah Cinta itu?


Mereka yang tidak menyukainya menyebutnya tanggung jawab,
Mereka yang bermain dengannya, menyebutnya sebuah permainan,
Mereka yang tidak memilikinya, menyebutnya sebuah impian,
Mereka yang mencintai, menyebutnya takdir.
Kadang Tuhan yang mengetahui yang terbaik, akan memberi kesusahan untuk menguji kita. Kadang Ia pun melukai hati, supaya hikmat-Nya bisa tertanam dalam.
Jika kita kehilangan cinta, maka pasti ada alasan di baliknya. Alasan yang kadang sulit untuk dimengerti, namun kita tetap harus percaya bahwa ketika Ia mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang lebih baik.
Mengapa menunggu?
Karena walaupun kita ingin mengambil keputusan, kita tidak ingin tergesa-gesa.
Karena walaupun kita ingin cepat-cepat, kita tidak ingin sembrono.
Karena walaupun kita ingin segera menemukan orang yang kita cintai, kita tidak ingin kehilangan jati diri kita dalam proses pencarian itu.
Jika ingin berlari, belajarlah berjalan duhulu,
Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu,
Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu.
Pada akhirnya, lebih baik menunggu orang yang kita inginkan, ketimbang memilih apa yang ada.
Tetap lebih baik menunggu orang yang kita cintai, ketimbang memuaskan diri dengan apa yang ada.
Tetap lebih baik menunggu orang yang tepat, Karena hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah, karena menunggu mempunyai tujuan yang mulia dan misterius.
Perlu kau ketahui bahwa Bunga tidak mekar dalam waktu semalam,
Kota Roma tidak dibangun dalam sehari,
Kehidupan dirajut dalam rahim selama sembilan bulan,
Cinta yang agung terus bertumbuh selama kehidupan.
Kebanyakan hal yang indah dalam hidup memerlukan waktu yang lama, Dan penantian kita tidaklah sia-sia.
Walaupun menunggu membutuhkan banyak hal - iman, keberanian, dan pengharapan - penantian menjanjikan satu hal yang tidak dapat seorangpun bayangkan.
Pada akhirnya. Tuhan dalam segala hikmat-Nya, meminta kita menunggu, karena alasan yang penting.

Dampak Perceraian Bagi Anak

Banyak pertanyaan dari orangtua mengenai pada usia berapakah perpisahan dan perceraian orangtua memiliki dampak buruk yang minim bagi anak? Benarkah justru di usia balita paling baik, karena anak belum banyak terpapar pada kehidupan orangtuanya?

Jawabannya secara umum adalah tidak ada usia terbaik. Namun demikian, sesungguhnya dampak perceraian pada anak-anak bervariasi sesuai dengan usia dan tahapan perkembangan psikologis mereka. Orangtua perlu memahami dampak dan kebutuhan yang berbeda dari anak-anak mereka.

Berikut adalah uraian untuk memahami perbedaan yang lebih mendasar menurut dua tahapan umur anak balita berdasarkan tulisan Anthony E Wolf (1998) dalam bukunya Why Did You Have to Get a Divorce? And When Can I Get a Hamster?, serta saran-saran bagi orangtua yang bercerai.

Usia anak 0-2 Tahun

Pada tahap paling awal kehidupan, persepsi seorang anak tentang perceraian secara jelas tampak terbatas. Tentu saja bayi tidak memiliki kesadaran yang nyata tentang perceraian. Dampak perceraian pada kehidupan mereka selanjutnya terutama adalah tidak dibesarkan dalam rumah yang sama dengan kedua orangtua kandung mereka.

Isu psikologis utama dari perkembangan anak usia ini adalah pembentukan kelekatan khusus yang kuat pada pemelihara utama atau orang-orang dalam kehidupan seorang anak. Anak-anak membutuhkan kontak secara terus-menerus dengan setidaknya satu pengasuh untuk membentuk kelekatan awal dari cinta yang mendasar.

Kelekatan ini menjadi landasan untuk pencapaian kesejahteraan diri (well-being)—rasa bahwa saya dicintai dan istimewa—serta kapasitas sang anak akan cinta di masa depan. Untungnya, dalam kebanyakan perceraian di mana anak-anak kecil terlibat, kehadiran setidaknya satu orangtua yang mencintai—hal paling penting dari semua persyaratan—tidak terganggu secara signifikan.

Namun, prospek memiliki dua orangtua yang saling terlibat untuk anak-anak usia ini menjadi kurang mungkin. Setelah perpisahan, biasanya salah satu orangtua tidak lagi berada di rumah secara teratur ataupun memiliki kontak harian dengan anak. Akibatnya, pihak orangtua yang pergi atau kemudian telah menikah lagi tak akan lagi memiliki ikatan yang berlangsung dua arah, dari anak ke orangtua dan orangtua kepada anak.

Risiko terhadap kehilangan kontak harian dengan orangtua kedua pada usia dini adalah bahwa orangtua ini secara cepat dan mungkin menetap akan memudar keberadaannya dalam kehidupan sang anak. Jika orangtua kedua tersebut tetap terlibat dengan anak yang masih sangat kecil, kadang kala orangtua utama mengkhawatirkan tentang perawatan/pengasuhan yang diberikan.

Bagaimanapun, perlu dicamkan bahwa orangtua kedua akan belajar. Kekhawatiran yang sama akan muncul ketika orang tua, bercerai atau tidak, memercayakan perawatan anak mereka kepada orang lain yang bukan anggota keluarga dekat. Padahal, sang mantan adalah anggota dari keluarga dekat, bahkan orangtua penuh dari sang anak, sehingga apakah mantan Anda terampil membuat bayi bersendawa atau mengganti popoknya, sebenarnya bukanlah masalah untuk sang anak.

Isunya adalah apakah dia adalah orangtua yang penuh kasih pada anak. Alangkah baiknya bila Anda menjaga kontak dengan mantan, mendorongnya, dan membantu untuk membuatnya lebih nyaman demi kepentingan terbaik sang anak.

Usia anak 2-5 Tahun

Dengan perceraian, anak usia prasekolah sangat menyadari bahwa perubahan besar telah terjadi. Salah satu orangtua tidak akan lagi tinggal di rumah atau hadir di tempat atau pada waktu yang diharapkan. Anak usia ini memerhatikan kehilangan itu. Misalnya dengan pertanyaan: ”Kenapa ayah pergi, saya kangen, pengin ayah balik.” Ketika satu orangtua pergi, teror yang lebih besar mengintai di balik pikiran mereka. Misalnya: ”Jika ayah sudah pergi, mungkin ibu juga akan pergi.”

Isu perceraian utama adalah perubahan dan kehilangan. Anak tidak suka kedua hal ini karena menakutkan. Kepercayaan diri mereka, rasa percaya bahwa apa yang mereka inginkan selalu akan ada, telah terganggu. Sebuah hantaman telah membuka dasar rasa aman mereka. Reaksi utama terhadap hilangnya kepercayaan diri mereka adalah dengan menarik diri.

Mereka lebih enggan untuk mengambil risiko. Mereka berpegang pada rasa aman yang masih ada, mencoba untuk memastikan bahwa tak akan terjadi lagi kehilangan untuk yang tersisa. Mereka memerlukan waktu untuk membangun lagi kepercayaan diri yang telah rusak. Sementara itu, mereka juga membutuhkan kepastian bahwa Anda masih ada dan tidak akan meninggalkan mereka. Anak mungkin tampak terlalu kecil untuk memahami semua perubahan yang terjadi, tetapi Anda tetap harus memberikan penjelasan sederhana yang cukup jujur untuk dimengerti mereka.

Jika orangtua memberitahu apa yang sedang terjadi, akan membuat perubahan dalam hidup anak prasekolah sedikit lebih mudah. Meskipun demikian, bersiaplah jika, bahkan setelah pemberian dukungan dan penjelasan, anak masih tetap bingung dan terus bertanya mengapa sang ayah tidak tinggal serumah lagi. Hal yang sesungguhnya mereka inginkan adalah agar segala sesuatu kembali ke kondisi semula.

Kata penutup

Jika perceraian pasangan tak lagi dapat dihindari , cobalah agar hal ini tidak sampai merugikan anak. Suami-istri memang telah berpisah, tapi apakah sebagai orangtua juga harus ikut bercerai? Anak-anak sangat membutuhkan cinta dari kedua orangtua dan tetap ingin agar keduanya menjadi bagian dalam hidup mereka. Bagi anak, perkembangan rasa percaya diri dan kesejahteraan diri mereka juga bergantung pada ekspresi kasih sayang kedua orangtuanya.

Idealnya, seorang anak dibesarkan dalam keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu. Tetapi kadangkala keadaan "memaksa" seorang ibu membesarkan anak seorang diri. Meski si ibu sudah merawat dan memperhatikan si anak, tapi tetap saja ada dampak psikologis yang akan dialami oleh anak yang dibesarkan tanpa figur ayah, apa saja kah itu ?

Menurut Lifina Dewi, M.PSi, psikolog dari Universitas Indonesia, "Pada anak-anak yang memiliki sifat tegar atau cuek mungkin dampaknya tidak terlalu terlihat tapi untuk anak yang sensitif pasti akan terjadi perubahan perilaku, misalnya jadi pemurung atau suka menangis diam-diam, hal ini biasanya terjadi pada anak yang orangtuanya bercerai," ujarnya.


Mama….kenapa kita sekarang tinggal bersama Kakek dan Nenek? Papa tinggal di mana, Ma? Kasihan ya Papa tinggal sendirian, nggak sama kita lagi. Papa pasti kesepian deh, Ma. Yuk kita tinggal bareng Papa lagi, Adek kangen... deh sama Papa.

Membaca percakapan di atas, tentulah kita sudah bisa membayangkan apa yang terjadi dalam keluarga tersebut. Apalagi kalau bukan perceraian. Angka perceraian di Indonesia mungkin tidak setinggi di Amerika Serikat (66,6% perkawinan berakhir dengan perceraian) ataupun di Inggris (50%), tapi kita tahu bahwa di Indonesia pun banyak perkawinan berakhir dengan perceraian, apalagi kalau melihat berita-berita tentang perceraian selebritis Indonesia akhir-akhir ini.

Kadangkala, perceraian adalah satu-satunya jalan bagi orangtua untuk dapat terus menjalani kehidupan sesuai yang mereka inginkan. Namun apapun alasannya, perceraian selalu menimbulkan akibat buruk pada anak, meskipun dalam kasus tertentu perceraian dianggap merupakan alternatif terbaik daripada membiarkan anak tinggal dalam keluarga dengan kehidupan pernikahan yang buruk.

Jika memang perceraian adalah satu-satunya jalan yang harus ditempuh dan tak terhindarkan lagi, apa tindakan terbaik yang harus dilakukan oleh orangtua (Mama dan Papa) untuk mengurangi dampak negatif perceraian tersebut bagi perkembangan mental anak-anak mereka. Dengan kata lain bagaimana orangtua menyiapkan anak agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi akibat perceraian.

Sebagai orang dewasa, mudah bagi kita memahami bahwa pernikahan tak selamanya berlangsung sesuai harapan dan rencana. Setiap orang berubah, perubahan berdampak pada penyesuaian kebutuhan; termasuk kebutuhan untuk diperhatikan dan dicintai. Kondisi ini berisiko mengubah perasaan pada pasangan, rasa cinta berkurang, atau jatuh cinta pada orang lain, hingga akhirnya berujung pada keputusan untuk berpisah.

Entah apapun penyebabnya, perpisahan selalu menciptakan kesedihan bagi pihak yang merasa ditinggalkan, atau dikhianati. Akan lebih mudah kondisinya jika perpisahan hanya melibatkan pasangan. Tetapi jika sudah ada anak di antara pasangan, ceritanya tentulah menjadi lebih kompleks dan spektrumnya cenderung lebih kaya.

Banyak sekali dampak negatif perceraian yang bisa muncul pada anak. "Marah pada diri sendiri, marah pada lingkungan, jadi pembangkang, enggak sabaran, impulsif, dll. Bisa jadi, anak akan merasa bersalah (guilty feeling) dan menganggap dirinyalah biang keladi atau penyebab perceraian orangtuanya. "Anak merasakan, 'Ah, jangan-jangan saya yang membuat Papa-Mama bercerai,' sehingga muncul rasa marah campur rasa bersalah." Apalagi jika dalam proses selanjutnya, terjadi perebutan anak antara suami-istri. "Anak jadi bingung, pingin ikut ayah, tapi kok akhirnya ikut sang ibu. Ia akan merasa menjadi biang keladi perebutan itu." Dampak lain adalah anak jadi apatis, menarik diri, atau sebaliknya, mungkin kelihatan tidak terpengaruh oleh perceraian orangtuanya. "Orangtua harus harus hati-hati melihat, apakah ini memang reaksi yang wajar, karena dia sudah secara matang bisa menerima hal itu, atau hanya pura-pura." Anak juga bisa jadi tidak pe-de dan takut menjalin kedekatan (intimacy) dengan lawan jenis. "Ke depannya, setelah dewasa, anak cenderung enggak berani untuk commit pada suatu hubungan. Pacaran-putus, pacaran-putus." Self esteem anak juga bisa turun. "Jika self esteem-nya jadi sangat rendah dan rasa bersalahnya sangat besar, anak bisa jadi akan dendam pada orangtuanya, terlibat drugs dan alkohol, dan yang ekstrem, muncul pikiran untuk bunuh diri."

Psikolog, Dra. Sugiarti Musabiq, M.Kes, mengungkap pentingnya ayah dan ibu yang telah berpisah untuk mengnyampingkan kepentingan diri sendiri. "Perceraian, bagaimanapun prosesnya, memang tetap mengandung konflik dan mempengaruhi emosi pasangan maupun anak. Senantiasa ada masa transisi yang relatif berat. Masa transisi yang dimaksud adalah perubahan keadaan yang semula tenang menjadi bergejolak karena ketidaksepahaman maupun konflik antara pasangan, yang mau tidak mau berefek pada sikap, tingkah laku dan perkataan, baik yang disadari maupun tidak".

Agar dampak proses perceraian dapat diminimalisasi pada anak, pastikanlah Anda dan pasangan melakukan langkah-langkah berikut ini :

Sampaikan baik-baik. Anak mengingat saat-saat orang tua menyampaikan berita perceraian dalam waktu yang sangat panjang. Karena berita ini membuatnya panik, menguncang rasa aman dirinya. Idealnya berita ini disampaikan bersama-sama pada anak oleh Anda dan pasangan. Sampaikan bahwa keputusan itu diambil untuk kebaikan bersama. Jelaskan juga bahwa pernikahan ini diawali oleh cinta, dan sebenarnya Anda mengharapkan untuk selalu bersama. Tetapi setelah dijalani hal tersebut tidak terlaksana. Ungkapkan juga bahwa Anda sebenarnya sedih dan kecewa. Pastikan pula bahwa perpisahan ini bukan salah anak, Anda dan pasangan tetap akan mencintai mereka dan selalu menemani mereka sekalipun berpisah.

Jangan saling menjelekkan. Sekalipun tergolong sulit, sebaiknya Anda tidak mengungkapkan hal-hal buruk tentang pasangan. Jika Anda butuh bercerita atau ingin curhat tentang pasangan, pastikan anak tidak mendengar apapun.
Tidak mengabaikan. Hal yang menjadi masalah pada anak-anak korban perceraian adalah mereka selalu menduga-duga tentang kepastian mendapat perhatian dari orang tua. Karenanya sebaiknya Anda dan pasangan selalu menepati janji dan jadwal yang berhubungan dengan anak.

Masa transisi. Kondisi yang paling menegangkan bagi anak adalah ketika dia pergi meninggalkan orang tua yang satu ke orang tua yang lain. Hal ini disebabkan karena anak merasakan ketegangan di antara kedua orang tuanya. Atasi kondisi ini dengan memberi penguatan positif bahwa Anda dan pasangan mencintai mereka, dan sangat ingin mereka menikmati suasana yang gembira ketika berada bersama Anda ataupun pasangan.

Tenggang rasa. Umumnya orang tua berpikiran bahwa agar semuanya berjalan lancar, peraturan yang diterapkan ketika anak bersama ibu haruslah konsisten diterapkan saat ia ada bersama ayah. Sebenarnya tak perlu demikian, tak perlu membuat perdebatan baru dengan mantan. Anak yang paling kecil sekalipun bisa menemukan dan memahami bahwa ayah dan ibunya berbeda, demikian pula aturan ketika dia bersama ayah atau ibunya.

Kepentingan bersama. Jika Anda adalah orang tua yang mendapatkan mandat perwalian anak, pastikan bahwa mantan pasangan tahu bahwa Anda sangat menginginkan keterlibatannya dalam kehidupan anak. Hal ini akan membuat mantan pasangan merasa lebih nyaman ketika ia akan bertemu dengan anak.

Menikmati hubungan baru. Sekalipun semula tidak terpikirkan, sebaiknya sejak awal dipahami bahwa Anda ataupun pasangan memiliki kemungkinan menjalin hubungan baru. Pastikan Anda siap menghadapi situasi ini.

Hal yang penting untuk diingat bahwa reaksi dan dampak perceraian terhadap anak sebenarnya dapat diatasi jika Anda dan pasangan memberi dukungan yang positif pada anak sejak awal. Tetapi jika perceraian Anda sudah terlanjur mengarah ke situasi yang negatif, tidak pernah ada kata terlambat untuk memperbaikinya, karena anak-anak Anda membutuhkannya, berapa pun usia mereka!


Dari saran-saran di atas terlihat jelas betapa pentingnya kerja sama orangtua agar anak dapat beradaptasi dengan sukses dan betapa penting arti keberadaan orangtua bagi sang anak. Saran-saran di atas bukanlah hal yang mudah dilakukan, apalagi jika perceraian diakhiri dengan perselisihan, ketegangan dan kebencian satu sama lain. Keinginan untuk menarik anak ke salah satu pihak dan menentang pihak yang lain akan sangat menonjol pada model perceraian tersebut. Tapi jika itu dilakukan, berarti orangtua sungguh-sungguh merupakan individu egois yang hanya memikirkan diri sendiri, dan tidak memikirkan kesejahteraan dan masa depan anak. Mungkin ada yang berpikir "Anak saya baik-baik saja kok, dia tidak apa-apa meskipun tidak ada ibunya/ayahnya. Lihat dia ceria-ceria saja, badannya sehat, sekolahnya juga rajin". Tapi tahukah Anda apa sebenarnya yang ada dalam hati sang anak ?
Kalau perceraian memang tak terhindari lagi, maka mari membuat perceraian tersebut menjadi perceraian yang tidak merugikan anak. Suami-istri memang bercerai, tapi jangan sampai anak dan orangtua ikut juga bercerai. Anak-anak sangat membutuhkan cinta dari kedua orangtua dan menginginkan kedua orangtuanya menjadi bagian dalam hidup mereka. Bagi anak, rasa percaya diri, rasa diterima dan bangga pada dirinya sendiri bergantung pada ekspresi cinta kedua orangtuanya. Bagi Anda yang akan, sedang atau telah bercerai, cobalah untuk selalu mengingat hal tersebut dan masa depan anak-anak Anda. Perhatian berupa materi memang perlu, namun itu saja sangat tidak memadai untuk membuat anak mampu beradaptasi dengan baik. Jangan lagi menjadikan negeri ini semakin carut marut dengan membiarkan anak-anak kita yang tidak berdosa menjadi terlantar.

Kenapa 5 Jari Pada Berbeda

sebelumnya ini gan falsafah 5 jari dalam kehidupan sosial manusia :
1. Ada si gendut jempol yang selalu berkata baik dan menyanjung.
2. Ada telunjuk yang suka menunjuk dan memerintah.
3. Ada si jangkung jari tengah yang sombong dan suka menghasut jari telunjuk.
4. Ada jari manis yang selalu menjadi teladan, baik, dan sabar sehingga diberi hadiah cincin.
5. Ada kelingking yang lemah dan penurut serta pemaaf (waktu kecil kalau kita berbaikan dengan musuh kita pasti saling sentuh jari kelingking?).
Dengan perbedaan positif dan negatif yang dimiliki masing-masing jari, mereka bersatu untuk mencapai tujuan (menulis, memegang, menolong anggota tubuh yg lain, melakukan pekerjaan, dll).

Pernah suatu hari saat kecil saya bertengkar dengan adik saya. Dengan menunjukan jari telunjuk ke muka adik saya dan berkata "kamu monyet" dan saya di tegur oleh papa saya bahwa hal tersebut tidak boleh di lakukan. Beliau mengatakan "tidakkah kamu ketahui 1 jari telunjuk di hadapkan kepada adikmu dan 1 jari itu mengatakan adikmu "monyet", tapi lihat kemana 4 jari lainnya mengarah?"
jadi, saat kita mengacungkan 1 jari telunjuk kepada orang lain dengan memaki. Maka secara tidak langsung kita 4x lipat memaki diri kita sendiri.
Kita diciptakan dengan segala perbedaan yang kita miliki dengan tujuan untuk bersatu, saling menyayangi, saling menolong, saling membantu, saling mengisi, bukan untuk saling menuduh, menunjuk, merusak, dan bahkan membunuh.

Minggu, 18 Desember 2011

Lima Aksi Seks Bikin Cewek Ketagihan



SEKS adalah seni. Seni bagaimana menarik perhatian pasangan hingga membawanya larut ke dalam pelukan Anda, seperti beberapa bocoran berikut.

Beberapa hal dilakukan untuk menarik pasangan, bisa dengan kata-kata, ekspresi tanpa kata, atau sentuhan-sentuhan mesra. Jika Anda seorang pria dan ingin segera tahu perlakuan seperti apa yang diinginkannya, simak jawabannya melalui jajak pendapat kepada 1.000 wanita.

Berikut, lima aksi ranjang yang akan membuat istri ketagihan, seperti diulas Cosmopolitan.

Perhatian lebih pada payudara

Banyak pria memanjakan payudara wanita selama foreplay. Namun, sering kali melupakannya saat penetrasi. Padahal, stimulasi ini dapat membuat orgasme yang lebih hebat pada wanita.

Perhatikan payudaranya lebih dari sekadar bagian puting karena seluruh bagian payudara pada dasarnya terdiri atas saraf yang peka terhadap sentuhan. Berikan sentuhan dengan membuat bentuk lingkaran lebar dengan jari Anda, dari bagian paling pangkal menuju ke puting.

Orgasme G-spot

G-spot terletak sekira 2 inci dalam dinding depan lubang Miss V. Untuk menjangkaunya, Anda bisa mencoba posisi doggie.

Kejutan cepat

Sesekali berikan istri ajakan seks yang tak diduga. Mulailah dengan ciuman bibir yang hangat, lalu bimbing dia ke sofa atau tempat yang sudah sengaja Anda siapkan. Tak perlu benar-benar menanggalkan seluruh pakaiannya. Plus, jangan lupa membisikkan kata-kata yang menggoda dan berikan sentuhan ke bagian vital.

Tarik rambutnya perlahan

Ada ribuan saraf di kulit kepala dan akan menjadi lebih sensitif saat terangsang. Gerakan menarik rambut akan memberikannya rangsangan ekstra, sekaligus menambah perasaan bahwa Anda sedang mengajaknya bermesraan.

Berbicara erotis

Berikan pujian dan ungkapkan perasaan Anda atas tubuhnya dengan suara yang diiringi desahan. Tunjukkan bahwa Anda sangat mencintai dia dan tubuhnya yang menggoda.